Jumat, 11 Agustus 2017

Kisah Jumpa dari Sang Pencipta



           Bismillahirrahmaanirrahiim
           Ketika rasa mata menjadi rasa di dalam hati. Merubah semua tujuan hidup ini. Apakah ini sebuah nikmat Allah SWT? Apakah ini adalah untukku? Apakah ini hanya nafsu belaka? Atau ini adalah sebuah anugerah untukku? Sebuah pintu yang akan meningkatkan keimananku. Semoga saja ini adalah benar-benar anugerah dari Allah. Jika dulu aku suka memprediksikan sebuah kejadian dan 70% selalu benar dengan berbagai analisis, sekarang aku belum sanggup untuk memprediksikan keadaan saat ini.
            Acara itu membuat kegiatan akademikku harus aku tinggalkan selama 9 hari di kota nan jauh disana. Bingung dan dilema menyelimuti hidupku ini. Akan tetapi, mau tidak mau tiket sudah dibeli dengan harga yang cukup tinggi. Jika dibelikan buat makan, itu cukup untuk dua minggu. Akhirnya aku pergi meninggalkan kota beriman itu dan menuju kota tugu buaya hiu. Bersama 8 orang sahabatku aku meluncur menuju negeri itu. Negeri yang akan mencoba merubah hidupku.
            Singkat cerita. Kali ini aku tidak akan menceritakan kisah dari awal di Surabaya sampai akhir acara tetapi aku akan menceritakan kejadian yang sangat berharga dan tidak akan pernah ku lupakan, yaitu munculnya seorang ciptaan Allah yang istimewa. Entah kenapa, pertama kujumpa dengan dia terasa ada yang berbeda. Padahal di IPB juga ada yang seperti dia, tetapi entah apa yang aku rasakan. Apakah ini adalah biasan hawa nafsu? Atau apakah ini adalah rahmat dari Allah aku dipertemukan dengan dia?. Aku tak mampu menatap lama mata itu. Sesekali aku hanya memerhatikan tiap 6 detik dari 1,2 meter jarak aku duduk saat di kereta.
            Melihat kembali pada diri ini setelah aku melihat dia setiap hari di kota itu. Aku merasa masih perlu ada yang diperbaiki dan ditingkatkan dari tubuh ini. Aku perlu bersungguh-sungguh untuk melakukan itu. Akan tetapi, sesekali aku juga merasa khawatir dengan tubuh ini dan dia. Khawatir aku merasakan kecewa dan khawatir dia sudah ada yang punya. Kembali aku berfikir dan meyakinkan diri ini bahwa dia tidak mungkin mempunyai seseorang yang dia sukai secara langsung untuk saat ini. Aku selalu mencoba memperhatikannya dari kejauhan tetapi aku tak mampu lama menatapnya. Aku perlu menjawab pertanyaan di kepalaku dan menjawab dengan melihatnya langsung atau lewat perantara.
            Keistimewaan itu tidak hanya sampai sana. Dia berasal dari kota Serambi Mekah di timur sana. Saat aku mendengar dia dari sana, aku semakin tertarik dengan dia. Akhirnya perasaan itu tidak mampu aku tahan. Sahabatku mengetahui semua itu dan aku juga tidak bisa menutupinya. Jika aku pikirkan untuk mendapatkan dia perlu sebuah pengorbanan yang lebih dan lebih lagi. Pasti di luar sana banyak anak-anak ustadz, santri penghafal 30 juz, para guru yang hafal 30 juz dan lain-lainnya siap untuk mendapatkan dia. Sedangkan aku? Hanya seseorang yang baru start untuk mencari ridho Allah SWT dengan berbagai gangguan hawa nafsu yang menyelimuti. Hari ini aku tidak bisa berbuat apa-apa untuk menemui beliau, yang aku bisa lakukan adalah berusaha memperbaiki diri sendiri dan menjadikan tubuh ini untuk keagungan Allah SWT. Semoga niat ini tidak pernah salah dan terus menjadi motivasi diri untuk berhijrah ke yang lebih baik. Jika boleh aku berdoa dalam tulisan ini. suatu saat nanti jika aku sudah siap bolehkah aku menjadi bagian dari hidup dia, untuk selalu menjadi teladan dan saling berbagi suka dan duka bersama, menjadi pelengkap yang sah dengannya, menjadi bagian dari kisah indah bersamanya, dan menjadi pasanganku kelak di surga nanti. Dan jika tidak, bolehkah aku memiliki seseorang yang sama dengan dia baik dari dalam maupun dari luar yang mampu aku sayangi dan saling menyayangi sampai surga nanti. Aamiin Yaa Alla Yaa Rabbal ‘Alamiin. (DKN)

Rabbana habblana min azwajina wadzurriyatina qurrata’a yun waj ‘alna  lil muttaqinna imama
Rabbana aatina fiddun yaa hasanah wafil a khirati hasanah waqina adaa bannar



           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar