Ketika rasa mata menjadi rasa di
dalam hati. Merubah semua tujuan hidup ini. Apakah ini sebuah nikmat Allah SWT?
Apakah ini adalah untukku? Apakah ini hanya nafsu belaka? Atau ini adalah
sebuah anugerah untukku? Sebuah pintu yang akan meningkatkan keimananku. Semoga
saja ini adalah benar-benar anugerah dari Allah. Jika dulu aku suka
memprediksikan sebuah kejadian dan 70% selalu benar dengan berbagai analisis,
sekarang aku belum sanggup untuk memprediksikan keadaan saat ini.
Acara itu membuat kegiatan
akademikku harus aku tinggalkan selama 9 hari di kota nan jauh disana. Bingung
dan dilema menyelimuti hidupku ini. Akan tetapi, mau tidak mau tiket sudah
dibeli dengan harga yang cukup tinggi. Jika dibelikan buat makan, itu cukup
untuk dua minggu. Akhirnya aku pergi meninggalkan kota beriman itu dan menuju
kota tugu buaya hiu. Bersama 8 orang sahabatku aku meluncur menuju negeri itu. Negeri
yang akan mencoba merubah hidupku.
Singkat cerita. Kali ini aku tidak
akan menceritakan kisah dari awal di Surabaya sampai akhir acara tetapi aku
akan menceritakan kejadian yang sangat berharga dan tidak akan pernah ku
lupakan, yaitu munculnya seorang ciptaan Allah yang istimewa. Entah kenapa,
pertama kujumpa dengan dia terasa ada yang berbeda. Padahal di IPB juga ada
yang seperti dia, tetapi entah apa yang aku rasakan. Apakah ini adalah biasan
hawa nafsu? Atau apakah ini adalah rahmat dari Allah aku dipertemukan dengan
dia?. Aku tak mampu menatap lama mata itu. Sesekali aku hanya memerhatikan tiap
6 detik dari 1,2 meter jarak aku duduk saat di kereta.
Melihat kembali pada diri ini
setelah aku melihat dia setiap hari di kota itu. Aku merasa masih perlu ada yang
diperbaiki dan ditingkatkan dari tubuh ini. Aku perlu bersungguh-sungguh untuk
melakukan itu. Akan tetapi, sesekali aku juga merasa khawatir dengan tubuh ini
dan dia. Khawatir aku merasakan kecewa dan khawatir dia sudah ada yang punya.
Kembali aku berfikir dan meyakinkan diri ini bahwa dia tidak mungkin mempunyai
seseorang yang dia sukai secara langsung untuk saat ini. Aku selalu mencoba
memperhatikannya dari kejauhan tetapi aku tak mampu lama menatapnya. Aku perlu
menjawab pertanyaan di kepalaku dan menjawab dengan melihatnya langsung atau
lewat perantara.
Keistimewaan itu tidak hanya sampai
sana. Dia berasal dari kota Serambi Mekah di timur sana. Saat aku mendengar dia
dari sana, aku semakin tertarik dengan dia. Akhirnya perasaan itu tidak mampu
aku tahan. Sahabatku mengetahui semua itu dan aku juga tidak bisa menutupinya.
Jika aku pikirkan untuk mendapatkan dia perlu sebuah pengorbanan yang lebih dan
lebih lagi. Pasti di luar sana banyak anak-anak ustadz, santri penghafal 30
juz, para guru yang hafal 30 juz dan lain-lainnya siap untuk mendapatkan dia. Sedangkan
aku? Hanya seseorang yang baru start untuk mencari ridho Allah SWT dengan
berbagai gangguan hawa nafsu yang menyelimuti. Hari ini aku tidak bisa berbuat
apa-apa untuk menemui beliau, yang aku bisa lakukan adalah berusaha memperbaiki
diri sendiri dan menjadikan tubuh ini untuk keagungan Allah SWT. Semoga niat
ini tidak pernah salah dan terus menjadi motivasi diri untuk berhijrah ke yang
lebih baik. Jika boleh aku berdoa dalam tulisan ini. suatu saat nanti jika aku
sudah siap bolehkah aku menjadi bagian dari hidup dia, untuk selalu menjadi
teladan dan saling berbagi suka dan duka bersama, menjadi pelengkap yang sah
dengannya, menjadi bagian dari kisah indah bersamanya, dan menjadi pasanganku
kelak di surga nanti. Dan jika tidak, bolehkah aku memiliki seseorang yang sama
dengan dia baik dari dalam maupun dari luar yang mampu aku sayangi dan saling
menyayangi sampai surga nanti. Aamiin Yaa Alla Yaa Rabbal ‘Alamiin. (DKN)
Rabbana
habblana min azwajina wadzurriyatina qurrata’a yun waj ‘alna lil muttaqinna imama
Rabbana
aatina fiddun yaa hasanah wafil a khirati hasanah waqina adaa bannar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar