Minggu, 29 Oktober 2023

HARI SANTRI ITUU ..

Santri ialah seseorang yang mampunyai i’tikad dalam belajar dan mengabdi ilmu agama. Biasanya santri selalu berdiam dan mengabdikan dirinya di asrama pesantren. Keseruan santri tidak lepas dari bagaimana dia mampu melemahkan rasa ego hanya untuk menerima semua kekurangan dan kelebihan sesama temannya. Dan disanalah para santri akan merasa bagaimana menjadi santri yang mampu bersosialisasi dengan baik. Pentingnya bersosialisasi merupakan salah satu kunci utama dalam menjalani setiap aktivitas dengan tidak menghiraukan apa yang dilakukan santri lain, karena sejatinya hidup adalah bersama maka selayaknya santri menjadi contoh dalam makna hidup bersama.

Kebersamaan santri menjadi cerminan bahwa kebersamaan itu tidak memandang apapun, tidak melihat orang kaya atau miskin, tidak melihat dari suku mana berasal, tapi mereka punya tujuan dan punya cita-cita yang itu semua tidak bisa dibedakan. Tujuan itu ialah belajar agama dan mengamalkannya. Dengan demikian, kelak santri akan memiliki jiwa semangat untuk mendidik generasi baru menjadi generasi yang taat dan sesuai syariat.

22 Oktober tahun 2023 kemarin menjadi hari santri yang sangat dinanti. Karena apa?. Karena seluruh pasukan para jihaders sang penimbu ilmu sesungguhnya diberikan kesempatan yang sangat spesial dan istimewa untuk saling silaturahmi dan saling menyampaikan gagasan serta ide untuk kemajuan bangsa. Para santri yang berada di seluruh belahan Indonesia merayakan hari istimewa ini. Tercatat ada 39.043 pesantren di dalam negeri pada 2022/2023. Seluruh pesantren itu mendidik sebanyak 4,08 juta santri. Jumlah pesantren paling banyak di Jawa Barat, yakni 12.121 unit. Posisi kedua ditempati Jawa Timur dengan 6.744 pesantren. Jumlah santri inilah yang menunjukkan bahwa santri ialah penduduk pilihan terbaik yang memegang peranan yang sangat luar biasa sebagai penerus dan penyambung karakter Rasulullah SAW yang mencerminkan Al Qur’an.

Hari santri ialah hari dimana semua santri bergembira dan sebagai pengingat bahwa para santri lah yang harus terus show up dan terus membranding diri bahwa negara tanpa santri hanyalah ruang kosong yang hampa. Di masa depan, santri harus terus menjadi orang terdepan dalam segala hal tentunya dalam hal yang haq dan pionir utama dalam hal meninggalkan yang batil. Santri harus menjadi contoh dalam dunia perekonomian dimana dulu Rasulullah SAW mengajarkan kita bahwa berdagang ialah salah satu cara dalam memenuhi kebutuhan hidup yang utama dan paling banyak dilakukan pada jaman itu. Di bidang pendidikan, para santri harus melihat para imam dulu dimana mereka terus mencari dan menghafal Al Qur’an dan al hadits tiada lain hal itu dilakukan untuk menjadi penerang dalam kehidupan dimasa yang akan datang. Santri harus terus aktif dan kontributif dalam hal yang berkaitan dengan politik. Bukan berarti untuk kekuasaan semata tapi hal itu dilakukan untuk memusnahkan para pemimpin-pemimpin yang dzolim sehingga kelak negara ini menjadi negara yang aman dan tentram.

Oleh karena itu, 22 Oktober bukan hanya sebagai hari dimana santri melaksanakan apel, pawai, dan acara lainnya, akan tetapi lebih dari itu. Hari itu ialah hari dimana santri dibangunkan dari tidurnya, digerakkan dari istirahatnya untuk terus berkarya, untuk terus berkontribusi dalam segala hal di negara ini yang tentunya bertujuan untuk menjadikan negara ini negara yang baldatun thayyibatun wa rabbun ghofur (sebuah negeri yang mengumpulkan kebaikan alam dan kebaikan perilaku penduduknya). Sudah saatnya santri kembali menggaungkan semangat juang dengan mempelajari segala hal yang terjadi terutama di jaman milenial ini. Harus siap dengan ide dan gagasan baru yang tentunya berpedoman pada ilmu agama yang dimiliki. Sudah saatnya para ilmuan-ilmuan di negara ini atau bahkan di dunia dua puluh atau tiga puluh tahun ke depan harus dikuasai oleh para santri. Para santri yang saat ini sedang bersiap-siap untuk melangkah lebih jauh.

Hari santri. Hari indah tanpa sibuk dengan urusan sendiri. Maka sudah saatnya kita bersama untuk memajukan negeri. Seperti pada lantunan Mars Hari Santri berikut.

 

22 Oktober 45

Resolusi jihad panggilan jiwa

Santri dan ulama tetap setia

Berkorban pertahankan indonesia

 

Saat ini kita telah merdeka

Mari teruskan perjuangan ulama

Berperan aktif dengan dasar pancasila

Nusantara tanggung jawab kita

 

Reff:

Hari santri hari santri hari santri

Hari santri bukti cinta pada negeri

Ridho dan rahmat dari ilahi

NKRI harga mati

Ayo santri ayo santri ayo santri

Ayo ngaji dan patuh pada kyai

Jayalah bangsa, jaya negara

Jayalah pesantren kita

 

Mari bersiap kita berangkat

Ke pesantren dengan penuh samangat

Raih cita-cita luruskan niat

Mengabdi tuk kemaslahatan umat

 

 

Jika hari ini Indonesia dikatakan sudah merdeka maka buktikan bahwa peran santri untuk masa depan tidak hanya berdiam diri tapi sudah saatnya harus bersiap-siap menyiapkan peralatan dan bahan yang akan digunakan jika waktunya sudah tiba. Jangan pernah lengah, jangan pernah luntur jiwa dan semangat santri, karena sejatinya bahwa santri punya peran yang utama sebagai penerus risalah yang Rasulullah SAW emban saat jaman dahulu.

Sabtu, 11 Juli 2020

LEGEND OF IKAN ASEM


Perasaan cemas adalah hal yang sangat mengganggu ketenangan seseorang apalagi perasaan tersebut telah menjadi perasaan menakutkan. Takut akan suatu hal yang awalnya kita ketahui, tapi karena sifat seorang manusia yang pemalas membuat hal tersebut menjadi buta dan enggan tuk dilakukan sehingga rasa takut berubah menjadi ketegangan yang berakibat kegagalan. Namun, semua itu dapat berubah.

Hari itu angin sejuk mulai menghampiri pada seorang wanita yang berwajah polos, berkaca mata, dan bermurah hati. Panggil saja dia Sani karena kepolosan dan kebaikan hatinya dia menjadi orang yang cerdas tapi pemalas sehingga dia sering disebut oleh temannya “Ikan Asem”. Kok bisa ? next.

 Sebuah kampus megah yang bernuansa islami dan dikelilingi dengan banyak pohon ciptaan sang Illahi membuat hari itu semakin ceria dan semangat dalam menghadapi lika-liku hidup di dunia ini. Waktu pun telah menunjukan pukul 07.00 itu tandanya aktivitas seseorang dimulai. Kembali ke belakang sejenak. Malam itu Sani diajak sahabatnya yang beraneka ragam karakter, ada yang bawel, pencemas, dan ada satu lagi temannya yang unik yaitu si sedih untuk mengerjakan tugas kelompok fisika. Jika dilihat kembali karakteristik sahabatnya, semuanya itu aneh-aneh meskipun tidak terlalu aneh sih. Setidaknya mempunyai karakter unik masing-masing sehingga disebut aneh.

Jam pun menunjukkan pukul 23.00 melebihi jam biologis seseorang untuk beristirahat. Susi yang saat itu mengerjakan tugas praktikum fisikanya harus terhenti karena terjadi kontraversi hampir  sampai terjadi konflik besar antara Rita dan Sani. Susi adalah si pencemas dan Rita adalah si bawel. Keduanya saling bercekcokkan sampai-sampai kamar sebelah pun sudah 4 kali mengetuk pintu kamar mereka karena mendengar teriakan, jeritan, dan barang pecah dari kamar Sani. Memang kampus hijau ini mewajibkan mahasiswanya tinggal di asrama selama satu tahun. Jadi, tidak heran jika terjadi kegaduhan di kamar sebelah membuat kamar sebelahnya lagi penasaran untuk melihat.

 Sifat Rita yang bawel dan Sani dengan rasa malasnya membuat kontraversi dan konflik malam itu dikuasai Rita. Suasananya pun semakin memanas bagaikan air yang baru panas membuat airnya bergejolak. Ternyata tidak pandang bulu ketika seseorang dikuasai oleh hawa nafsu, siapa pun yang menjadi korban baik itu keluarga maupun sahabat akan menjadi pelampiasan dari hawa nafsu tersebut. Itulah akibatnya jika hawa nafsu tidak dapat kita taklukkan maka akan merambat percikannya kepada siapa saja.

“San kerjain tugas fisika yu ?”

“males, nanti aja”

“kenapa sih ketika lo punya tugas selalu menunda-nuda gitu emangnya gak takut kalo tugas lo suatu hari lupa dikerjakan dan saat itu juga dosen menyuruh lo tidak boleh ikut kuliah ?”

 “yaa, santai aja kali rit. Tugas itu gampang, masih lama ini kok. Lagian gak bakalan terjadi juga, kalo aku dikelurakan oleh dosen hanya karena tidak mengerjakan tugas”

“pede banget lo san, emang ya lo itu orangnya cerdas, pinter, jenius. tapi mau sampai kapan lo hanya memendam ilmu itu di otak lo saja. Ini kan tugas kelompok, seharusnya lo bisa sharing ilmu itu kepada kami semua”

Saat itu juga Sani tak menjawab ucapan yang keluar dari mulut Rita dan lebih parahnya lagi dia memasang headset di telinganya seketika Rita semakin marah karena merasa tak dianggap dan disepelekan oleh Sani. Akhirnya, Rita pun berteriak dengan nada tinggi “SANIII!!”. Sani pun tetap menghiraukannya dan Susi yang saat itu sedang mengerjakan tugas fisikanya merasa terganggu.

“berisiiik! kenapa sih kalian berantem gak lihat apa, aku segede ini dan sedang duduk di depan kalian mengerjakan tugas fisika?” memang sih badan Susi itu bisa dibilang ‘seksi berlebih’ atau gemuk. Dia sering merasa cemas dan takut tidak bisa makan apabila uang jajannya sudah mulai habis di akhir bulan.

“dia nih (nunjuk Sani yang sedang asik mendengarkan musik sundaan, karena hobinya dia mendengarkan musik daerah, khususnya musik sunda) orang yang so pinter tak mau di ajak kompromi egois dan dia tak menganggap gue coba bayangkan gue yang tadi ngasih saran yang baik-baik malah dia hiraukan sakitnya dimana coba Sus disini (nunjuk dadanya) blablalbalblabla..” Tak ada koma ataupun titik dalam ucapan Rita tersebut menandakan bahwa dia itu bawel yang tak ada duanya sampai-sampai Susi yang mendengarkan ucapannya mengambil korek kuping sudah 3 batang karena merasa ada yang mengganjel ditelinganya akibat ucapan Rita. Lima belas menit kemudian Rita pun terlihat merasa kelelahan dan akhirnya dia berhenti berbicara.

“Sebenarnya sih Sani emang udah pinter. Tapi mungkin permasalahan kamu itu mengenai dia adalah Sani kurang bisa diajak kerjasama dalam urusan belajar, dia kurang bisa membagi ilmunya untuk orang lain. Nahh, kita sebaiknya harus bisa membuat Sani mau belajar bareng-bareng sama kita. caranya jangan kaya tadi dimarahi. Kitakan udah lama berteman dari SMP sampai kuliah dan pertemanan itu sering banyak suka dan dukanya, karena kita mempunyai  kesabaran tuk menjaga pertemanan ini tetap langgeng sehingga kita masih diberikkan kesetiaan sahabat oleh Allah SWT. Untuk itu kita harus bersyukur bahwa Sani masih sahabat kita ” dengan wajah yang sejuknya Susi memberikan penjelasan kepada Rita. Tidak heran Susi yang selalu memberikan masukkan kepada sahabatnya menjadi jalan utama menyelesaikan permasalahan diantara sahabatnya. Rita pun akhirnya dingin kembali yang awalnya dikelilingi hawa api pemarah menjadi hawa salju yang dingin.

Sani pun tetap dengan headset di telinga dan handphone ditangannya ketika Rita dan Susi berbicara sehingga dia tidak tahu apa yang dibicarakan kedua temannya itu. Tidak heran jika sani sang penggemar musik sunda membuat apa yang disekelilingnya tidak ada. Dia merasa sedang pentas nyanyi sunda dengan diiringi seruling, gendang, dan lain-lainnya sambil menari jaipong padahal dia hanya tiduran sambil mendengarkan musik yang lama-kelamaan dia ketiduran.

Beberapa saat kemudian Rena “Si Sedih” kembali lagi ke kamar sahabat lamanya setelah beberapa kali dia datang ke kamar sahabatnya itu. Kali ini dia melihatkan sifat khasnya yaitu ketika membuka pintu dia menangis tanpa sebab, Alasannya mungkin karena Rita sebelumnya teriak-teriak sampai terdengar ke kamarnya, karena terjatuh saat mau ke kamar Sani, atau karena kelilipan mata sehingga dia menangis. Kita tidak tahu. next

“Assalamualaykum ?” ucapan salam dari Rena yang terlihat wajah sedih.

“Walaykumussalam” jawab teman-temannya.

”ada apa sih teman-teman ? dari tadi kok kalian ngomongnya keras-keras sampai terdengar ke kamarku. Aku takut kalian berantem lagi, dari tadi tiap aku masuk kamar kalian, kata kalian gak apa-apa”.

“nggak apa apa kok, kami cuma latihan akting aja” sahut Susi yang sedang duduk membelakangi buku tugas fisikanya yang dia tinggalkan setelah memberi nasihat kepada Rita.

“lo kenapa nangis Ren ?” Tanya Rita yang sudah mulai tenang. Biasa kalo anak-anak gaul dari kota, suka menggunakan kata yang kalau dibilang kata tak baku. Akan tetapi, dibalik kegaulannya Rita tersebut tersimpan sebuah kebaikan yang bisa dibilang muslimah sejati yaitu sopan, rajin beribadah, dan rajin sedekah. Hanya saja kelemahannya itu masih kurang mampu mengendalikan hawa nafsunya alias pemarah.

“aku takut kalian berantem sampai menghancurkan persahabatan kita” Rena pun berbicara mengeluarkan kata-katanya dengan sedikit terlihat butiran air mata dari kelopak matanya semakin lama semakin banyak butiran air mata yang keluar tersebut.

“nggak kok santai aja” sambil mengelus pundak Rena yang mendekati Rita saat masuk ke kamarnya.

“terus tadi yang teriak dan ada suara benda pecah itu siapa dan darimana?”

“tadi gue yang teriak ren, tapi kalo yang pecah itu gue gak tahu. Mungkin kucing di kamar sebelah lagi mecahkan piring” ceritanya Rita bercanda supaya Rena tidak menangis atau bisa dibilang menghibur. Tapi balasan dari Rena tak ada reaksi apa-apa. Dia masih sedikit sedih karena takut persahabatan yang dulu terjalin tiba-tiba berantakan. Maklum Rena orangnya selain suka sedih, dia juga mahasiswi termuda. Jadi tak heran jika sifat manjanya masih ada. Niatnya sih Rita mau ngelucu tetapi akhirnya Rena malah gak terhibur.

“oh gitu ya, yaudah aku balik ke kamar dulu lagi ya. Titip salam ke Sani. Assalamualaykum ?” Rena pun balik lagi ke kamarnya tetapi sebelumnya dia titip salam ke Sani karena Rena adalah sahabat yang paling dekat dengan Sani dibandingkan sahabat mereka berdua lainnya. Rena dan Sani bersahabat dari kelas 5 sekolah dasar. Jadi, tidak heran Rena lebih memahami Sani yang sudah mulai bersahabat satu tahun lebih awal dari Susi dan Rita.

“walaykumussalam “ serempak Rita dan Susi menjawab salam dari Rena. Karena mereka seorang muslimah jadi sudah kebiasaan mereka mengawali dan mengakhiri kegiatan atau pertemuan dengan ucapan salam. Ketika kita mengucapkan salam  itu hukumnya sunnah dan menjawabnya itu adalah wajib. Rita pun akhirnya banyak beristigfar dan meminta izin untuk melaksanakan shalat witir dan tobat karena dia merasa bersalah dengan lontaran kata-kata yang telah menyinggung temannya, Sani.

“maaf si, gue mau ke mushola asrama dulu ya. Gue sepertinya akan lebih tenang kalo ke mushola menunaikan shalat malam dan tilawah. Tugasnya selesaikan aja dulu ya punya lo nanti aku salin buat belajar nanti sekalian nanya dimana gue gak ngertinya, bisa kan ?”

“oke! apa sih yang gak bisa buat sahabat ku sendiri. Oh iya ajak sekalian Rena ke mushola biar dia gak sedih lagi”

“siap bu Sus, terima kasih ya emang lo sahabat gue yang terbaik, kalian semua. Duluan ya! Assalamualaykum ?”

“iya sama-sama Rit. Walaykumussalam.”

Perselisihan itu pun selesai sudah Rita yang pemarah kini dapat terkendali lagi dan dia segera pergi ke mushola asrama bersama Rena yang tadi terlihat sedih sampai menangis, supaya mereka berdua mendoakan persahabatannya langgeng sampai tua nanti meskipun akan terbentuk keluarga baru yang memisahkan. Kecemasan Susi akan sahabatnya pun semakin berkurang tetapi kecemasan Susi terhadap tugasnya semakin meningkat. Tugas dari sepuluh soal, tiga diantaranya sudah dijawab dan enamnya lagi belum selesai sehingga itu masih jauh untuk menuju selesai. Susi semakin cemas dan berkeringat dingin karena waktu telah sampai pukul 23.45. waktu tersebut seharusnya Susi sudah tertidur pulas dan tugasnya terselesaikan dengan baik. Tidak ada cara lain, karena sudah larut malam dan sulit bagi orang yang pintarnya itu standar untuk berfikir. Akhirnya, Susi pun membangunkan Sani untuk membantu mengerjakan tugasnya dalam artian bertanya mengenai tugas yang belum Susi ketahui.

“sani! sani! bangun san!” beberapa kali Susi menyebut-nyebut nama Sani sang Ikan Asem itu tetapi tidak ada sahutan pun dari Sani. Setelah Susi melihat-lihat telinga Sani, ternyata headsetnya masih terpakai di telinga Sani.

“Astagfirullah! ini headset masih ditelinganya aja. Pantesan aku panggil-panggil Sani gak bangun” akhirnya Sani yang saat itu tertidur pulas kini dia terbangun oleh Susi yang cemas akan tugas fisikanya belum terselesaikan. Memang tugasnya itu adalah tugas kelompok dan anggotanya itu ketiga temannya. Susi akan tetapi karena kesibukan masing-masing mereka selalu mengerjakannya di malam hari sebelum besoknya dikumpulkan atau bisa disebut SKS (sistem kebut semalam).

“iya ada apa sus” sambil mata masih sedikit tertutup.

“kok aku dibangunkan, udah jam 3 pagi ya ?” memang Sani tidak pernah lupa akan shalat qiyamullailnya yang dia  tekuni dari sekolah dasar sehingga setiap jam 3 Sani selalu terbangun dengan tepat waktu. Jadi, tidak heran jika Sani tiba-tiba bangun malam hari menanyakan jam 3.

“belum San ini baru jam 23.45, bantu aku dong. Aku udah mulai kepentok nih soal tugas fisika, kamu bisa bantu gak ? please bantulah!” dengan wajah melas Susi yang sangat jelas akan kecemasan mandalam mengenai tugasnya takut tidak selesai. Sani pun membantu mengerjakan tugas fisika tersebut dengan cepat. untungnya Susi cepat memahami apa yang dijelaskan si “Ikan Asem” tersebut. Akhirnya, tugasnya pun selesai pada pukul 24.00.

“Nah gitu! Gimana kamu ngerti gak?”

“Ngerti dong, meskipun dikit hhehe” Susi ketawa malu. Di hati Susi terasa lega setelah merasakan kecemasan akan tugasnya yang takut tak terselesaikan malam itu. Ternyata ketika kita mendapat kesusahan karena suatu hal Allah akan memudahkan kesusahan atau kesulitan tersebut menjadi suatu kemudahan darimana pun itu perantaranya. Seperti tercantum dalam Q.S. Asy Syarh 94:5-6

maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan”

“Udah dulu ya aku mau tidur, takut besok aku bangun kesiangan” penglihatannya pun sudah mulai buram kembali karena Sani merasa ngantuk dan lemas setelah mengerjakan tujuh soal fisika sisa dari pekerjaan Susi.

 

***

Esok yang cerah diwarnai dengan warna langit biru yang menghiasi langit. Berjejer awan-awan yang saling bergandengan menemani burung-burung yang terbang kesana-kemari mencari sebuah mangsa untuk dijadikan santapan di pagi hari. Tidak kalah eksis, pohon-pohon perdu dan bunga-bunga pun menjadi hiasan kampus yang indah. Keindahan itu tidak akan pernah ada dan terjadi jika banyak orang yang tidak bersyukur.

Suara qira’ah dari masjid Al Huriyyah mulai terdengar oleh para mahasiswi yang solehah. Baru kali ini Si Ikan Asam bangun tidak sesui dengan jadwalnya. Dia terbangun pas pukul 04.00 sedangkan teman-temannya sudah satu jam lebih dulu bangun dari tempat peristirahatan mereka. Mereka semua sudah berkumpul di dalam mushola asramanya, ada yang berdzikir, bertilawah, shalat malam, dan shalawatan nabi.

“astagfirullah” Sani yang saat itu tertidur pulas karena sudah mengerjakan tugas kelompoknya bangun secara tiba-tiba sambil mencari-cari kacamatanya karena semalam dia lupa menyimpan kacamata kesayangannya.

“aduh mana lagi kacamataku” sambil meraba-raba ke bawah bantal akhirnya kacamata berbentuk kotak dengan motif modern bergambar batik dia temukan dan langsung dia pergi ke kamar mandi untuk wudhu dan shalat tahajud.

Seiring berjalannya waktu kumandang adzan dari Masjid Alhuriyyah pun mulai terdengar di mushola asrama putri. Lantunan merdu ini merupakan sebuah ajakan untuk melaksanakan ibadah shalat bagi kaum muslimin.

Shalat subuh pun telah mereka lakukan tak hanya shalat saja mereka juga membaca shalawat dan tilawah bersama-sama sambil membuat lingkaran. Akan tetapi, sepuluh menit kemudian mata mereka terlihat kelelahan meskipun mereka berusaha untuk tetap melek membaca ayat suci Al Quran apa daya rasa lelah akibat tidur kemalaman membuat mereka tertidur di mushola.

Waktu semakin lama semakin berlalu. Cuaca fajar yang dingin pun kini berubah menjadi fajar menyongsong kehangatan. Pukul 06.15 itu suatu hal mainstream bagi para mahasiswa atau mahasiswi asrama untuk bersiap-siap melaksanakan rutinitas. Tak heran jika antrian panjang di luar kamar mandi sudah menjadi pemandangan asrama putri tiap hari karena kamar mandi di asrama tersebut hanya berjumlah 4 kamar dan jumlah mahasiswinya lebih dari 800 orang. Wow!

“San, Rit bangun. Susi bangun udah jam enam lewat nih” dengan suara lembutnya Rena membangunkan ketiga temannya yang terlihat tidur dengan pulas. Rena merupakan orang yang sudah menaklukkan jam biologisnya sehingga ketika dia ingin bangun jam tertentu maka dia akan terbangun pada jam tersebut dan sebelum tertidur saat itu dia sudah mengatur alarmnya bangun jam enam. Itulah yang menyebabkan Rena dapat membangunkan ketiga temannya.

Akhirnya mereka pun terbangun, untungnya lagi mereka tidak perlu takut akan bau badan dan lengket ke kampus akibat belum mandi apalagi pagi itu dosen yang mengajarnya adalah ‘Si Sensitif’. Sebelum subuh mereka sudah mandi terlebih dulu sebelum para akhwat-akhwat asrama lain mandi duluan. Setelah itu, mereka segera bergegas berangkat ke kelas terlihat wajah mereka yang was-was dan cemas akan tugas yang dikerjakan setengah sebelas malam. Akhirnya, mereka ganti pakaian rapi dengan kerudung modern islami syar’i sehingga keindahan seperti terpancar di wajah mereka mengalahkan  indahnya pesona pegunungan di pagi hari. Hhmm indahnya! subhanalloh!

“San cepetan, udah jam 07.25 nih. Kita nanti terlambah lagi” sahut Susi kepada Sani yang dari 30 menit sebelumnya terus merapikan kerudung berwarna merah itu.

“iya sabar, bentar lagi kok” balas Sani dengan lembut hati.

“yaelah, ribet banget deh lo San pake kerudung aja lama apalagi pake baju sepertinya akan butuh waktu satu hari” potong Rita yang terlihat kesal.

“iya iya udah beres kok” dengan wajah polosnya pun Sani menjawab.

“hore! kita udah lengkap nih saatnya kita berangkat. Cuss!” terlihat Rena sangat senang yang bergebu-bergebu seakan-akan menghilangkan sifat sedihnya sesaat.

“iya, tapi jangan lupa berdoa dulu biar hari ini kita dapat ilmu yang bermanfaat dan kelancaran di jalan ataupun saat kuliah nanti” sahut Susi dengan perkataan yang sejuknya membuat mereka semua berdoa bersama-sama.

Sesampainya di kelas, kejadian yang belum pernah mereka alami sebelumnya  kita mereka harus hadapi. Disaat seseorang yang rajin akan ketepatan waktu berangkat ke kelas terlambat, maka disaat itulah akan terlihat wajah yang bersipu malu dengan ketawaan teman sekelas yang sangat gembira sekali diatas penderitaan orang lain. Itulah yang dialami Sani, Rita, Susi, dan Rena. Padahal jarak asrama dan kampusnya itu tidak terlalu jauh dengan berjalan kaki pun hanya 10 menit. Akan tetapi, dosen ‘Si Senstif’ tidak memberikan toleransi bagi yang datang terlambat dan dia tergolong dosen datang tepat waktu sehingga tidak heran jika ada mahasiswanya yang datang terlambat dia memberinya konsekuensi.

Terlihat kepanikan dari wajah Sani dan teman-temannya. Rita yang merupakan teman terbawelnya kini terlihat murung dan berwajah merah saat memasuki kelas Fisika tersebut. Pintu kelas pun mereka buka sambil mengucapkan salam dan terlihat di tampilan proyektor sudah tertera “KINEMATIKA” yang merupakan materi kuliah hari itu.

“assalamualaykum?” ucapan salam pun muncul dari Sani dan teman-temannya yang terlihat wajah merah semerah kerudung Sani.

“walaykumussalam” serentak para mahasiswa, mahasiswi, dan dosen pun menjawab salam mereka.

“kenapa kalian terlambat? Biasanya kalian rajin-rajin” tanya pak ‘Sensitif’ kepada mereka dengan rasa heran. Maklum Sani dan teman-temannya merupakan mahasiswi yang berprestasi dan selalu tepat waktu bila datang ke kelas malahan 20 menit sebelum masuk mereka sudah di kelas.

“Maaf pak, kami semalam tidur terlalu larut karena mengerjakan tugas Fisika dari bapak. Jadi setelah shalat subuh kami ketiduran sampai jam enam lebih” jawab Susi terbata-bata dengan cemas dan grogi karena takut dikeluarkan dari kelas. Apalagi Sani yang merasa was-was akan doa Rita saat malam lalu terkabulkan saat ini.

“karena alasan keterlambatan kalian tidak dapat diterima maka kalian harus mengumpulkan tugas fisika dengan catatan harus benar semua jika ada yang salah satu nomor saja maka kalian tidak boleh ikut mata kuliah hari ini” Pak Samri sang ‘Sensitif’ pun memberikan penegasan hukuman kepada mereka karena keterlambatan yang Sani dan teman-temannya lakukan itu adalah tindakan malas mengerjakan tugas dihari sebelum-sebelumnya. Itulah balasan bagi orang yang malas.

janganlah kamu bermalas-malasan jika tidak ingin dapat batunya dan janganlah kamu jadi orang malas karena kemalasan tidak akan mendapatkan kebahagiaan”

Akan tetapi, Allah SWT menunjukkan kebesarannya dengan memberikan sebuah kecerdasan seorang teman yang mampu menyelamatkan teman-temanya dari suatu keterpurukan. Disaat seorang muslimah yang solehah  cemas kemudian berubah menjadi takut maka Allah SWT akan memberikan pertolongan kepada hamba-Nya disaat kena musibah. Disinilah mereka mendapat pertolongan dari-Nya.

Lembar-perlembar Pak Samli mengecek jawaban tugas kelompok mereka. Dengan sebuah jari yang penuh dengan batu berpola dan berwarna, memberikan sebuah ciri khas sendiri membuat warna warni di tangan yang kadang jika kurang iman maka akan berubah menjadi kemusyrikan. Diakhir lembar, Pak Samli terlihat mengeluarkan senyuman yang belum pernah mereka lihat atau mungkin mahasiswa di kelas tersebut belum pernah lihat juga. Inilah yang membuat Sani dan teman-temannya terlihat heran dengan senyuman yang keluar dari Pak Samli.

“bagus” keluarlah ucapan dari Pak Samri dengan terlihat senyumannya yang ada sesuatu di balik itu.

“bagus kenapa pak?” Rita yang tadinya terlihat ketakutan sekarang ketakutan itu mulai menghilang dan berubah menjadi keanehan dari Pak Sensitif.

“hari ini kalian beruntung tidak keluar dari kelas ini. Dari sekian tugas yang bapak lihat hanya tugas ini yang sempurna dari coretan balpoin merah bapak” jawab Pak Samri dengan memberikan sebuah tanda yang kelihatannya baik.

“jadi itu maksudnya apa pak?” Rena dengan suara lembutnya dan terlihat pipi merah karena ketakutan campur kebingungan mencoba bertanya kepada Pak Samri padahal teman-temannya dari tadi sudah mulai tahu maksud dari Pak Samri, hanya saja mereka masih dikerumuni rasa takut sehingga tidak berani berbicara atau mencegah pertanyaan Rena.

“tugas kalian benar semua dan sempurna tidak ada kesalahan satupun dan bapak sepertinya tahu tulisan jawaban dari nomor empat sampai nomor sepuluh. Ini pasti jawaban orang yang telah mengikuti Olimpiade Fisika Internasional ya? Sehingga jawaban kalian perfect” jawab Pak Samri dengan rasa kagung akan hasil jawabannya.

“Alhamdulillah! terima kasih pak” sahut Sani dengan teman-temannya dengan senyuman yang manis.

Memang benar yang dikatakan Pak Samri mengenai mahasiswi yang pernah menjadi juara di olimpiade fisika internasional, mahasiswa itu adalah Sani Kantini yang ketika dipilih untuk menjadi perwakilan olimpiade dia jarang pernah ikut pendalaman materi dengan dosennya dan jarang belajar pula saat di asrama. Akan tetapi, Sani orangnya cerdas dan jenius sehingga dia jadi juara terbaik di Olimpiade Internasional Fisika Beijing. Itulah yang menyebabkan dia dipanggil ‘Ikan Asem’ yaitu Sani Kartini si Anak Cerdas tapi Pemalas. Akhirnya, mereka berempat pun dapat mengikuti mata kuliah fisika sampai selesai dan disaat mereka berempat mau duduk, teman-teman sekelas mereka memberikan applause sehingga perasaan mereka seketika yang awalnya diselimuti oleh sebuah kecemasan tingkat luar biasa kini selimut itu lepas dan diganti dengan selimut kebahagiaan tingkat super luar biasa. Berkat kerjasama merekalah sebuah masalah dapat terselesaikan. Berkat saling kepercayaanlah yang membuat mereka menjadi yakin. Berkat saling pengertianlah membuat persahabatan mereka semakin harmonis dan berkat doalah yang membuat mereka diselamatkan dari keterpurukkan.

 

SELESAI


Rabu, 14 Februari 2018

HIJRAHKU BERSEMI SAAT CINTA MONYET TIGA



Di bukit itu kulihat kau berjalan
Bersama hembusan angin yang tenang dan damai
Pakaianmu terlihat begitu anggun dan menawan
Anggun akan pakaian surga yang mulai memancar di dunia
Penuh rasa dan cinta saat kulihat
Rasa bahagia karena iman dan cinta karena Allah Subhana wata’ala

            Hari-hari ku tak seindah teman-teman di tepian kota. Setiap hari berjalan menyusuri desa dan perumahan yang begitu indah. Namun semua itu kini patut ku syukuri, kuliah di salah satu perguruan tinggi terkenal menjadikanku banyak akan ilmu, teman, dan keluarga baru. Senang jika ku rasakan ini. Jika teringat ibu, seakan akan aku terpaut untuk selalu banyak bersyukur. Karena ibu adalah motivasi terbesarku untuk sukses. Selain itu, mungkin benar apa yang dikatakan Alloh Subhana wata’ala dalam Q.S.Ar Rahman, “nikmat mana lagi yang kamu dustakan”. Iya seharusnya sudah jelas tidak usah ada keraguan lagi soal nikmat yang Alloh berikan.
            Aku  lahir di sebuah desa yang amat jauh dari kota. Sesekali ku melihat kota saat diajak ibu ke pasar. Itu juga satu bulan sekali kadang saat hari-hari tertentu seperti saat akan ada Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha. Tidak terasa waktu begitu menelan masa mudaku. Hingga saat ini ku telah melewati masa remaja dan menjadi seorang pemuda. Waktu begitu cepat berjalan akan tetapi kenangan begitu lambat kadang sulit untuk dilupakan. Mungkin itu salah satu bedanya waktu dengan kenangan.
            Kenangan ku sangat berarti untukku. Mungkin sama bagimu juga. Kadang kita selalu ingin kembali ke masa dimana kenangan itu lahir. Tapi itu rumit. Waktu berjalan ke depan dan tak akan mampu kembali ke belakang. Sedikit ku bercerita masa-masa remaja ku dulu. Seorang anak tunggal yang jarang sekali pergi jauh dari desanya selalu menjadi sorotan warga di desa itu. Mulai dari prilakunya sehari-hari sampai prestasi yang dia dapatkan di sekolahnya. Menakjubkan jika aku bayangkan pada masa itu. Seorang anak dari keturunan ibu dan ayah yang hanya lulusan Sekolah Dasar (SD), tak menjadi halangan untuk terus berprestasi bagi diri sendiri, orang tua, dan semuanya. Selalu ku bersyukur kepada Allah atas apa yang aku telah dapatkan. Tak kenal lelah untuk terus berusaha meminta pertolongan-Nya di saat suka dan duka. Jika ku bayangkan mungkin aku sukses di bidang ini karena-Nya akan tetapi aku masih kurang handal di bidang lain. Bidang lain?. Iya bidang yang berkaitan dengan asmara atau yang berkaitan dengan hati. Sulit sekali aku lakukan, mungkin karena kemampuanku berbicara yang selalu gugup bila ketemu perempuan yang aku sukai. Sebenarnya masa-masa ABG ku di mulai saat kelas 6 sekolah dasar atau saat dimana virus merah jambu (VMJ) mulai menyerangku. Sungguh terasa manis dan sepat jika kurasakan virus ini. Entah kenapa virus ini sungguh sulit aku hapuskan dan aku obati. Mungkin hanya tidur yang mampu mengobati virus ini. Itu juga hanya sementara. Iya begitulah saat umurku menginjak 13 tahun, aku sudah mengenal yang namanya ‘cinta monyet’. Dan aku merasakan penyakit itu (cinta monyet) akibat dari VMJ. Ibarat penyakit AIDS karena virus HIV, kurang lebih seperti itulah penyakit ‘Cinta Monyet’ itu.
            Umurku semakin maju bersama prestasiku yang masih mampu aku pertahankan sampai menginjak sekolah menengah pertama (SMP). Tak ku sangka prestasiku ini masih aku pertahankan, padahal dengan seorang kompetitor-kompetitor dari  berbagai sekolah dasar (SD) yang bisa dibilang lebih baik dari sekolah dasar ku dulu berkumpul dalam satu kelas. Tapi itulah kehendak Allah yang terus membantuku untuk berusaha mencapai cita-citaku, yaitu dimulai dari prestasi yang aku miliki. Oleh karena itu, saat aku menginjak umur 14 tahun aku selalu memperbanyak ibadah seperti shalat berjamaah di masjid dan mengaji setiap hari ba’da maghrib. Aku merasakan hal yang luar biasa dari aktivitas ku sehari-hari karena selalu dibantu-Nya.
            Seorang yang bahagia belum tentu dia bahagia bila dia masih merasakan sebuah penyakit yang akan menimpanya. Begitulah dengan diriku. Aktivitasku sangatlah indah jika dirasakan. Akan tetapi, keindahan itu hanya tampak dari luar. Aku masih merasakan ada suatu penyakit dalam tubuh ini, dan ternyata penyakit itu adalah penyakit virus merah jambu. Saat aku kelas 3 SMP aku mulai kembali merasakan cinta monyet. Kali ini ceritanya berbeda saat ku SD dulu. Aku tak menyangka jika seorang perempuan yang mengungkapkannya terlebih dahulu. Lewat telpon dia mengungkapkan bahwa dia suka padaku. Subhanllah jika saat ini ada perempuan seperti itu aku ajak langsung nikah. Tetapi lain halnya pada waktu itu, entah kenapa mungkin ini pertama kali aku ditembak perempuan atau karena aku suka sama dia juga tapi intinya mulutku pun mengucapkan hal yang sama kepada perempuan itu. Akhirnya cerita cinta monyet pertama itu pun di mulai. Setiap malam, setelah ku mengaji dan shalat isya aku selalu mendatangi rumah neneknya berharap dia selalu ada di rumah itu dan ternyata selalu ada. Setiap sore, saat aku pergi ke lapangan sepak bola dia selalu ada disana. Setiap hari libur, aku selalu bermain bersamanya di lapangan sepak bola itu. Begitulah ceritaku yang jika dibayangkan sangat membosankan. Tapi menurutku itu sungguh menyenangkan. Terlebih lagi dengan adanya dia aku masih mampu mempertahankan ibadah dan prestasiku di sekolah. Sungguh luar biasa. Apakah ini ujian dari Allah untukku. Karena waktu itu aku tak tahu apa itu “wala taqrabu zinna” dan apa saja proses yang dapat menuntun kepada haramnya zina. Jika saat itu aku tahu mungkin aku bisa menjauh segera darinya. Tapi saat itu aku hanya seorang anak laki-laki tunggal yang polos dan kurang paham tentang agama.
            Cerita itu tak mampu bertahan lama. Seiring dengan berjalannya waktu sebagai seoarang pelajar aku harus lebih fokus pada sekolah. Setelah aku lulus SMP, aku putus dengan perempuan itu karena takut aku menyakiti hatinya yang mungkin akan jarang sekali bertemu. Aku melanjutkan ke sekolah menengah atas (SMA) dan dia masih kelas 3 di SMP ku dulu. Jarak sekolah SMA ku cukup jauh yaitu 12 km dari rumahku. Semenjak di SMA, aku masih memikirkannya sampai saat aku kelas 3 aku baru mulai melupakannya dan kutemukan pengganti dia. Jika ini penyakit kanker mungkin aku harus sudah mati. Tapi ini penyakit VMJ. Lebih berbahaya jika kita terkena penyakit ini. Akan tetapi, waktu itu aku tak begitu tahu tentang bahayanya penyakit ini. Padahal jika aku pikir saat ini, penyakit VMJ sangat berbahaya karena dapat merusak iman dan menjadikan pikiran terkena nafsu setan. Iya begitulah saat ku dulu. Aku belum mengenal itu. pacarku saat SMA berbeda saat waktu SMP ku. Aku yang pertama kali menembaknya dengan sebuah lagu yang pas kalau aku bilang, lirik lagunya seperti ini

Sebenarnya aku ingin mengungkapkan rasa
Tapi mengapa aku selalu tak bisa
Bagaimana caranya agar diriku bisa tahu
Kalau aku suka
Suka, suka sama kamu

(Suka Sama Kamu – D’Bagindas)

            Dan saat itu, aku kasih bunga untuknya. Wow romantis jika ku bayangkan, aku dan dia jika dipelaminan melakukan itu. Akan tetapi, itu bukan di pelaminan tetapi di depan ruangan kelas matematika (hehe gubrak). Disitulah aku mulai kisah cinta monyetku yang kedua. Kami hanya bertemu setiap hari di sekolah. Saat waktu istirahat tiba aku selalu mengobrol dengannya. Padahal aku banyak diamnya, karena aku orang yang gugup kalo dekat dengan orang yang aku sukai. Itulah kekuranganku, aku selalu gugup didekatnya. Iya gimana lagi di saat hati sudah memilih tapi mulut tak mau berkata, itu sungguh mengecewakan. Akhirnya tak lama hanya satu bulan aku bersamanya. Kita akhirnya putus.
            Setelah umurku 18 tahun aku memutuskan untuk kuliah dan Alhamdulillah lolos di perguruan tinggi negeri yang aku inginkan dengan mendapat 2 beasiswa sekaligus. Sungguh senang sekali hati ini, meskipun aku tak mendapat 10 besar nilai UN terbaik, ternyata Allah memberikan hadiah lain untukku yaitu kuliah di salah satu PTN terbaik di Indonesia. Disanalah aku memulai kembali semuanya dengan mencoba menghindari virus itu. Fokus kuliah dan mengikuti aktivitas kampus lainnya. Hingga waktu itu tiba yaitu adanya pembinaan dari salah satu beasiswa yang aku dapati untuk mengikuti pembinaan di Surabaya selama 9 hari. Disana kami bertemu dengan teman teman kami yang mendapatkan beasiswa yang sama dari 17 PTN di 15 wilayah di Indonesia.
            Waktu terus berputar tidak terasa sudah 3 hari di Surabaya dengan begitu melelahkan dan menyenangkan semua kegiatan yang dijalani. Hingga suatu ketika aku melihat ada seorang perempuan yang subhanallah tak dapat aku jelaskan dengan rinci. Perempuan itu telah mengetuk pintu hatiku yang sudah lama tertutup. Aku lihat dia dengan jantung berdebar debar. Sesekali aku berkata pada diri ini, apakah ini jodohku? Apakah aku harus merasakan VMJ lagi? Apakah aku harus menambah dosa lagi? Apakah ini ujian dari-Nya?. Entahlah, yang aku rasakan di usia yang terbilang pemuda ini sungguh menusuk dan ingin memilikinya. Tapi waktu berlalu dengan ilmu baru telah mengajarkanku untuk bersabar. Saat itu ibadahku masih mampu aku pertahankan dan setelah melihat perempuan itu aku merasakan bahwa Alloh subhanawata’ala telah menurunkanmu untuk mengingatkanku akan nikmat dan semakin bertaqarrub kepada-Nya. Sungguh senang campur sedih di saat aku mampu melihatnya. Hanya mampu melihat dan tak mampu aku mendekat ataupun berkata. Jika berpapasan pun aku hanya menundukkan pandangan. Sungguh tak kuasa jika aku melihat matanya. Saat itulah aku mulai mempelajari bagaimana cinta yang sesungguhnya. Ku mulai cari referensi dari buku-buku dan ceramah ustadz-ustadz. Akhirnya aku menemukan bahwa ‘jika aku mencintai seseorang maka curhatkanlah dan ajaklah Allah dalam cinta itu, maka aku tidak akan pernah merasakan apa yang namanya kehilangan’. Sungguh luar biasa, jika aku pikir benar juga dengan apa yang ada dalam kalimat tersebut. Aku pun selalu berdoa dengan menyebut asma-Nya dan namanya. Berharap keajaiban dari Allah datang kepadaku, kepada orang yang sedang merasakan cinta monyet ketiga yaitu aku. Kemudian aku menemukan sebuah penggalan arti dalam Al Quran bahwa ‘perempaun yang baik untuk laki laki yang, dan perempuan yang buruk untuk laki-laki yang buruk’. Aku pun semakin tersadar untuk mendapatkan perempuan sebaik dia, maka aku harus memperbaiki diri lagi. Terus meningkatkan akhlak baik dan ibadah lebih baik lagi. Akhirnya semenjak aku berpisah dengannya yang belum sempat aku mengobrol berdua hanya tahu nama dan asalnya saja, aku kembali lagi ke kampus ku di Jawa Barat. Dan disinilah aku mulai merasakan cinta dalam diam. Aku tahu ini adalah awal aku untuk hijrah. Hijrahku kini ku mulai dengan mengikuti organisasi, kajian, dan diskusi tentang keislaman. Aku penuhi hari-hariku dengan membaca Al Quran dan mendengarkan murrotal di saat senggang. Dan Alhamdulillah berkat itu aku menjadi ketua umum di Lembaga Dakwah Fakultas di kampus ku. Aku terus berdoa supaya dipertemukan kembali dengannya. Ayat-ayat suci pun semakin mudah aku ingat. Dan akhirnya aku mendapat hadiah dari pendamping asrama ku karena telah tercapai hafalan yang ditargetkannya.
            Kini aku hanya berdoa kepada Alloh berharap sebuah embun suci dari sebrang muncul di kotaku yang indah. Cinta dan rindu bukanlah hal rumit, karena yang membuat rumit bukan cinta tapi kita. Cintailah dan rindukanlah Alloh, karena Alloh sang pencemburu. Jika kita merindukan selain Alloh maka Alloh akan siksa kita dengan kerinduan-kerinduan yang tak tentu, maka rindukanlah Alloh. Jika kita rindukan Alloh maka Alloh akan memberikan rindu-rindu yang kita inginkan.

- qun fayakuun -

Minggu, 12 November 2017

Green Kampus


Pemandangan jalanan Teaching Lab Institut Pertanian Bogor
           Green kampus! sebuah kata yang mempunyai makna sangat berharga, jika dilakukan dengan bijak dan professional. Green kampus merupakan sebuah program untuk menciptakan kampus yang hijau dengan dikelilingi banyak pepohonan dan tidak ada polusi dari kendaraan, sampah atau yang lainnya. Program ini sangatlah penting sehingga banyak dari kampus-kampus lain juga yang menginginkan program ini terlaksana. Alasan adanya program ini adalah dengan terciptanya kampus hijau maka keseimbangan alam akan tetap terjaga dan dampak bagi kampus tersebut adalah semakin indah, sejuk, napas terjaga dan proses kegiatan di dalam kampus pun tambah tenang dan fokus. Itulah tujuan umum yang diinginkan sebuah lembaga kampus dari program Green kampus.
Institut Pertanian Bogor (IPB) merupakan salah satu contoh dari sebagian kampus yang menginginkan terciptanya kampus hijau. Berbagai teknis program telah dilakukan seperti membuat tempat sampah dan taman yang semenarik mungkin dan lain lainnya. Baru ini, IPB mengadakan sebuah kebijakan untuk menuju Green Kampus. Kebijakan itu mulai dari pemberlakuan sepeda, mobil listrik, bus kampus, dan pengurangan kendaraan bermotor. Akan tetapi, kebijakan yang dikeluarkan pun tidaklah sejalan dengan harapan sebagian besar warga Institut Pertanian Bogor. Banyak yang harus dibenahi dan diperbaiki dari kebijakan ini, supaya sesuai dengan harapan penuh yang terlaksana lebih baik bagi seluruh warga IPB.
Green Kampus bukan hanya sebuah nama kampus yang terlihat bagus dan terlihat ‘keren’, melainkan sebuah cita-cita yang dijunjung tinggi untuk menciptakan keharmonisan, keindahan, kerapihan, kebersihan, ketentraman, dan kenyamanan untuk warga internal dan eksternal kampus. Namun, semua itu masih berada diangan-angan. Sebuah harapan tak sesuai dengan kenyataan. IPB mengeluarkan kebijakan yang sangat baik tetapi dengan cara yang kurang tepat. Misalnya, membuat portal disetiap pertigaan jalan dengan melarang kendaraan roda dua berkeliaran di lingkungan IPB.  Kebijakan itu sudah baik tetapi ada sedikit penyimpangan dari kebijakan tersebut, yaitu mobil pribadi dibiarkan beroperasi disamping kendaraan roda dua tidak diperbolehkan beroperasi. Hal tersebut akan membuat sebuah kontroversi antar strata, kaum bawah dan kaum atas dalam hal ini yang mempunyai kendaraan motor dan mobil pribadi.
Warga yang memakai kendaraan roda dua ini akan merasa kurang adil dengan kebijakan yang dikeluarkan oleh atasan, begitu pula sebaliknya. Itulah yang akan menjadikan salah satu tujuan penting Green Kampus luntur, yaitu keharmonisan antar warga kampus IPB menurun. Jika kebijakan Green Kampus ingin terlaksana dengan lebih baik, atasan (dalam hal ini yang membuat kebijakan) harus melihat dengan pandangan atau sudut objektif lebih mantap lagi sebelum kebijakan itu dilaksanakan. Kebijakan (program) bukanlah sebuah hal yang dimusyawarahkan kemudian selesai dan ditinggalkan dengan mengabaikan hasil, tetapi kebijakan adalah sebuah amanah yang dimusyawarahkan kemudian berjalan dan selesai dengan hasil yang lebih baik dan adil secara merata.

Jumat, 11 Agustus 2017

Kisah Jumpa dari Sang Pencipta



           Bismillahirrahmaanirrahiim
           Ketika rasa mata menjadi rasa di dalam hati. Merubah semua tujuan hidup ini. Apakah ini sebuah nikmat Allah SWT? Apakah ini adalah untukku? Apakah ini hanya nafsu belaka? Atau ini adalah sebuah anugerah untukku? Sebuah pintu yang akan meningkatkan keimananku. Semoga saja ini adalah benar-benar anugerah dari Allah. Jika dulu aku suka memprediksikan sebuah kejadian dan 70% selalu benar dengan berbagai analisis, sekarang aku belum sanggup untuk memprediksikan keadaan saat ini.
            Acara itu membuat kegiatan akademikku harus aku tinggalkan selama 9 hari di kota nan jauh disana. Bingung dan dilema menyelimuti hidupku ini. Akan tetapi, mau tidak mau tiket sudah dibeli dengan harga yang cukup tinggi. Jika dibelikan buat makan, itu cukup untuk dua minggu. Akhirnya aku pergi meninggalkan kota beriman itu dan menuju kota tugu buaya hiu. Bersama 8 orang sahabatku aku meluncur menuju negeri itu. Negeri yang akan mencoba merubah hidupku.
            Singkat cerita. Kali ini aku tidak akan menceritakan kisah dari awal di Surabaya sampai akhir acara tetapi aku akan menceritakan kejadian yang sangat berharga dan tidak akan pernah ku lupakan, yaitu munculnya seorang ciptaan Allah yang istimewa. Entah kenapa, pertama kujumpa dengan dia terasa ada yang berbeda. Padahal di IPB juga ada yang seperti dia, tetapi entah apa yang aku rasakan. Apakah ini adalah biasan hawa nafsu? Atau apakah ini adalah rahmat dari Allah aku dipertemukan dengan dia?. Aku tak mampu menatap lama mata itu. Sesekali aku hanya memerhatikan tiap 6 detik dari 1,2 meter jarak aku duduk saat di kereta.
            Melihat kembali pada diri ini setelah aku melihat dia setiap hari di kota itu. Aku merasa masih perlu ada yang diperbaiki dan ditingkatkan dari tubuh ini. Aku perlu bersungguh-sungguh untuk melakukan itu. Akan tetapi, sesekali aku juga merasa khawatir dengan tubuh ini dan dia. Khawatir aku merasakan kecewa dan khawatir dia sudah ada yang punya. Kembali aku berfikir dan meyakinkan diri ini bahwa dia tidak mungkin mempunyai seseorang yang dia sukai secara langsung untuk saat ini. Aku selalu mencoba memperhatikannya dari kejauhan tetapi aku tak mampu lama menatapnya. Aku perlu menjawab pertanyaan di kepalaku dan menjawab dengan melihatnya langsung atau lewat perantara.
            Keistimewaan itu tidak hanya sampai sana. Dia berasal dari kota Serambi Mekah di timur sana. Saat aku mendengar dia dari sana, aku semakin tertarik dengan dia. Akhirnya perasaan itu tidak mampu aku tahan. Sahabatku mengetahui semua itu dan aku juga tidak bisa menutupinya. Jika aku pikirkan untuk mendapatkan dia perlu sebuah pengorbanan yang lebih dan lebih lagi. Pasti di luar sana banyak anak-anak ustadz, santri penghafal 30 juz, para guru yang hafal 30 juz dan lain-lainnya siap untuk mendapatkan dia. Sedangkan aku? Hanya seseorang yang baru start untuk mencari ridho Allah SWT dengan berbagai gangguan hawa nafsu yang menyelimuti. Hari ini aku tidak bisa berbuat apa-apa untuk menemui beliau, yang aku bisa lakukan adalah berusaha memperbaiki diri sendiri dan menjadikan tubuh ini untuk keagungan Allah SWT. Semoga niat ini tidak pernah salah dan terus menjadi motivasi diri untuk berhijrah ke yang lebih baik. Jika boleh aku berdoa dalam tulisan ini. suatu saat nanti jika aku sudah siap bolehkah aku menjadi bagian dari hidup dia, untuk selalu menjadi teladan dan saling berbagi suka dan duka bersama, menjadi pelengkap yang sah dengannya, menjadi bagian dari kisah indah bersamanya, dan menjadi pasanganku kelak di surga nanti. Dan jika tidak, bolehkah aku memiliki seseorang yang sama dengan dia baik dari dalam maupun dari luar yang mampu aku sayangi dan saling menyayangi sampai surga nanti. Aamiin Yaa Alla Yaa Rabbal ‘Alamiin. (DKN)

Rabbana habblana min azwajina wadzurriyatina qurrata’a yun waj ‘alna  lil muttaqinna imama
Rabbana aatina fiddun yaa hasanah wafil a khirati hasanah waqina adaa bannar