Senin, 20 Februari 2017

Disinilah Awal Kita Sukses

Asrama Putra C1 Institut Pertanian Bogor
Sumber: https://twitter.com/equisetum_c1
Nama   : Rahayu Laelandi
NIM    : G34150010
Tema   : Satu tahun menggoreskan sejarah di asrama
Judul   : Disinilah Awal Kita Sukses

Sebuah kenangan tidak akan pernah lepas dari perjalanan hidup seorang insan di alam semesta. Kenangan akan selalu terukir dalam catatan khusus tentang seorang insan yang berjuang melawan keras dan lembutnya hidup. Kita tidak tahu apakah kenangan itu akan menjadi sebuah kenangan yang selalu teringat selamanya atau hanya membekas menjadi bukti sejarah yang tertulis dalam sebuah catatan putih dan ingatan orang lain.
Senin 29 Juni 2015, saya menginjakkan kaki pertama kalinya di sebuah asrama yang sangat luar biasa. Asrama yang mampu menampung 400 lebih mahasiswa baru yang merupakan mahasiswa dari asal daerah yang berbeda-beda. Saya di asrama ini mendapatkan banyak hal baru yang belum pernah saya dapatkan sebelumnya. Hal itu baik yang terlihat maupun yang abstrak. Contoh yang terlihat adalah saya mendapatkan teman baru dengan kisah dan asal daerah yang berbeda sehingga dari sanalah saya mendapatkan sebuah kasih sayang seorang teman dan saling menghargai satu sama lainnya. Kasih sayang dan toleransi itulah yang merupakan contoh dari hal baru yang abstrak karena itu datang dari perasaan seseorang.
Awal masuk asrama PPKU IPB merupakan sebuah pengalaman baru saya karena sebelumnya saya belum pernah meninggalkan rumah untuk tinggal di tempat lain dalam waktu yang lama dalam kegiatan untuk mencari ilmu. Saya sempat merasa canggung dan malu untuk berkomunikasi dengan teman-teman baru saya. Akan tetapi, itu tidaklah berjalan lama satu minggu kemudian saya memberanikan diri untuk berkomunikasi dengan teman-teman baru saya sambil bersenda gurau dan saling berbagi pengalaman waktu di sekolah menengah atas dulu. Akhirnya kami pun semakin akrab dan saya tidak canggung lagi untuk berbicara dengan teman-teman meskipun masih ada sedikit rasa malu untuk berbicara dengan bahasa nasional, tetapi itulah belajar. Belajar bukan sebuah sihir atau magic yang diberi mantra kemudian jadi pintar dengan cepat, tetapi belajar adalah suatu proses untuk menghasilkan orang-orang yang cerdas dan dalam waktu yang cukup lama untuk menghasilkan output belajar yang sangat baik.
Saya di asrama bukan hanya menumpang tidur atau makan, tetapi saya diberikan kesempatan untuk mencari pengalaman atau hal baru yang sebelumnya saya tidak miliki. Asrama PPKU IPB memberikan sebuah fasilitas untuk insan asrama dalam berkreativitas dan berinovasi baik itu untuk pribadi maupun untuk umum. Contoh fasilitas asrama untuk melatih diri menjadi orang-orang yang kreatif, inovatif, dan pemimpin adalah menjadi pengurus asrama seperti RT lorong, Lurah gedung, Mahasiswa Berprestasi Asrama (Mapresma), dan Gerakan Disiplin Asrama (GDA). Para pengurus tersebut haruslah mempunyai kemampuan menciptakan ide-ide baru atau merubah ide-ide lama menjadi lebih baik lagi untuk terciptanya asrama yang maju dan aktif. Selain itu, kegiatan yang menunjang untuk meningkatkan kerohanian saya juga banyak seperti menjadi pengurus Dewan Mushola dan pengurus Forum Silaturahmi Dakwah Mahasiswa Asrama. Akan tetapi, saya belum bisa mengikuti kegiatan-kegiatan itu. Saya lebih suka untuk mencari hal baru atau kegiatan baru di luar asrama dan juga menjadi back job dalam kegiatan yang diadakan di asrama, karena semua kegiatan saya di luar asrama selalu menunjang untuk kerja sama dengan kegiatan di asrama.
Di asrama ini, saya mendapatkan aktivitas yang sangat luar biasa. Aktivitas ini yang awalnya sedikit sulit dilakukan di rumah, tetapi disini menjadi mudah dilakukan. Aktivitas ini adalah bangun di sepertiga malam dan melaksanakan shalat tahajud. Tidak tahu kenapa, tetapi inilah hasil dari saya tinggal di asrama. Saya dapat mengubah jam biologis saya untuk hal-hal positif seperti tahajud, shalat subuh berjamaah, dan belajar materi kuliah di jam sepertiga ini. Tidak hanya itu, saya bangun di sepertiga malam juga dapat menambah pahala lainnya seperti membangunkan teman muslim yang masih tidur di waktu subuh untuk melaksanakan shalat subuh. Seperti hadist yang menyatakan, teman terbaik adalah teman yang selalu memberikan dan mengingatkan kepada kebaikan.
Jangan pernah menjadikan asrama sebagai beban dalam beraktivitas dan jangan pernah menjadikan asrama juga sebagai acuan untuk malas bergerak aktif. Saya diajarkan untuk meningkatkan potensi yang saya miliki dan membangun potensi baru yang akan menunjang dalam kehidupan di kampus serta di dunia kerja nanti. Mulai dari aktivitas bangun pagi sampai tidur lag. Carilah sebuah pengalaman positif baru dan jadikanlah sejarah di  asrama menjadi patokan untuk kesuksesan di masa yang akan datang.


Tunjukkan Semangat Tani

Rahayu Laelandi
Mahasiswa Institut Pertanian Bogor 2015

Pertanian merupakan sebuah panji kehidupan dalam memenuhi sumber ekonomi bagi makhluk hidup, khususnya manusia. Pemikiran para pejuang bangsa untuk memajukan negara tidak terlepas dari peran bidang pertanian. Ini sudah menjadi sebuah pokok kehidupan yang krusial yang benar-benar harus dipahami dan dijaga demi kelancaran pembangunan di Indonesia. Sejenak kita lihat perjuangan 8 tahun yang lalu, disaat orde baru muncul. Soeharto bersama jajarannya mampu memutar balikkan roda ekonomi dalam hal financial bidang pangan. Mereka mampu melakukan swasembada beras yang sangat tinggi dan pertama kalinya disaat itu. Untuk itu, prestasi tersebut sangat diidamankan oleh setiap negara agraris.

Kecintaan Negara Indonesia terhadap pertanian memunculkan sebuah ide baru yang sangat bijak untuk pembangunan pertanian di Indonesia. Seperti yang dilansir pada salah satu sumber berita bahwa kementerian Pertanian Indonesia dengan Taiwan melalui Taipei Economic and Trade Office menjalin kerja sama untuk mengembangkan produk pertanian dengan mendirikan Green House dan Packing House di Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Seperti yang kita ketahui bahwa Taiwan merupakan negara dengan luas kurang lebih seperempat dari luas negara Indonesia. Negara tersebut mempunyai kualitas sangat baik dalam membuat peralatan atau teknologi di bidang pertanian, sehingga ini merupakan ide yang sangat baik untuk melakukan kerjasama dengan Negara Indonesia yang note bene nya negara pertanian atau agraris.

Kepala Pusat Pelatihan Pertanian dari Kementerian Pertanian, Widi Harjono mengatakan kerjasama ini merupakan peluang bagi Indonesia untuk mengembangkan hasil pertaniannya lebih baik, dan memberikan dampak kesejahteraan bagi petani. Salah satu cara mencapai tingkat kemakmuran bidang pertanian yang sempat tertidur setelah masa Soeharto yaitu dengan mengembangkan pertanian Indonesia dengan berbagai ide-ide kreatif dan cerdas. Kerjasama inilah merupakan salah satu cara untuk melejitkan kembali perekonomian di tanah air.

Mengapa pertanian?

Negara Indonesia merupakan suatu Negara kepulauan yang dilewati oleh garis khatulistiwa dan mempunyai dua musim yaitu musim hujan dan musim panas. Sehingga tidak heran jika tanah Indonesia sangatlah subur untuk pertanian. Jika kita lihat tanah kita dari sabang sampai merauke tidak terlepas dari namanya pertanian. Sektor ini juga merupakan salah satu faktor dalam meningkatkan kesejahteraan Negara Indonesia.

Sebagai negara agraris tidak seharusnya kita berfikir terlalu jauh untuk meningkatkan pertanian di tanah air. Akan tetapi, kita harus berfikir bagaimana tujuan jauh itu menjadi dekat dengan memanfaatkan dan meningkatkan sektor pertanian Indonesia. Saat ini mental warga Indonesia dalam bidang pertanian semakin berkurang. Seperti yang tercatat di BPS pada tahun 2013 terjadi penurunan para petani di Indonesia yang semula 39,22 juta menjadi 38,97 juta pada tahun 2014. Sampai pada tahun 2015 mengalami penurunan kembali menjadi 37,75. Data tersebut membuktikan bahwa rasa kepemilikkan dan rasa cinta pertanian hanya tercatat di atas lembaran dan dalam suara saja. Indonesia membutuhkan kombinasi gerak otak, tangan, kaki dan seluruh organ tubuh untuk menjadikan pertanian Indonesia kembali mengangkasa. Bukan hanya jiwa pribadi yang aktif, tetapi jiwa kombinasi sesama warga untuk memajukan pertanian di Indonesia juga harus lebih gerak dan aktif.





Penulis: Rahayu Laelandi, Mahasiswa Institut Pertanian Bogor





Sabtu, 18 Februari 2017

Makna Sebuah Masa Depan

Terlintas dalam benakku sebuah pertanyaan yang dapat dikatakan pesimis menjalani hidup, apakah ini hidup?. Dengan tidak ditemani keindahan dalam tubuhku. Hanya garis yang aku dapatkan, hanya kumpulan titik yang aku terima. Tapi ini! Inilah aku orang yang tak berwarna. 
Saat aku kecil, aku hanya seorang anak aneh. Teman saja tidak punya. Memang saat itu aku bukan tipe orang penyerah, aku selalu berusaha sekuat tenaga untuk mendapatkan semua yang aku inginkan. Dan saat ini, orang tuaku sudah tidak ada. Menurutku, mereka adalah sesosok orang yang sempurna dan penuh kasih sayang. Bukan karena aku dimanja, aku berkata seperti itu. Akan tetapi, itu suatu insting atau perasaan yang aku miliki. Sampai saat ini insting atau perasaan itu masih aku miliki dan aku yakini. Bahwasannya kesempurnaan dan kasih sayang itu akan lahir dan tumbuh ditubuhku ini.
"Hahaha anak aneh! anak aneh! anak aneh!" teriak beberapa anak kecil jauh di sebrang taman. Aku hanya terdiam bisu dengan menghiraukan mereka. Tidak terlihat sama sekali rasa sedih dan rasa marah yang muncul di raut wajahku ini. Sesekali aku mengucapkan "Hai" kepada mereka dan sesekali juga aku selalu tersenyum sambil jalan saat mendengarkan mereka berkata seperti itu. Sesampainya aku di sebuah ruangan, terlihat semua anak-anak sudah memulai pelajaran mengenai tehnik jurus baru dari seorang guru ninja. Dia keren, tinggi badan 160 cm, dan terlihat ada goresan luka di batang hidungnya. Sesekali guru itu memberikan kuis yang tak aku sukai. Kuis itu membuatku sangat boring dan annoying. Padahal itu adalah waktu pertama kalinya aku sekolah setelah libur yang panjang. 
"Apakah yang kalian lakukan saat di rumah kemarin?", guru itu bertanya.
"Membantu ibu pak", jawab anak perempuan di ujung samping kiriku
"Bermain dengan kakak", sahut anak laki-laki di depanku
"Memancing dengan ayah", jawab anak laki-laki yang sambil makan makanan ringan di sebelah kanan laki-laki didepanku.
"Kalau aku, belajar bernyanyi bersama adik", keluar dari mulut seorang anak kecil berambut pirang di bangku terdepan.

Sesekali aku lihat keseruan tawaan dari mereka saat temannya menyebutkan kegiatan di rumah mereka hari kemarin. Tatapanku kini ku kembalikan lagi ke sebuah jendela besar berwarna biru, terlihat burung-burung dan awan-awan yang berterbangan di atas langit biru. 
"Hai kamu! anak berambut kuning" tanya guru itu padaku.
"oh iya pak, ada apa?" seketika perasaanku kaget di saat aku sedang memandang indahnya langit biru bersama dengan aksesorisnya dunia.
"Apa yang kamu lihat?" tanya dengan serius guru itu.
"Masa Depan", jawabku dengan lantang.
"Masa depan?", terlihat wajah aneh pada guru itu seakan-akan dia menyepelekan makna suatu kata masa depan dari bocah yang selalu sendiri.
"Hahahah! dasar anak aneh", teriak anak-anak di samping anak berambut pirang.
"Maksud kamu apa?", tanya kembali dari seorang guru di depan dengan posisi berdiri.
"Gak ada apa apa pak", aku pun semakin tidak semangat jawab saat aku dikatakan anak aneh lagi oleh anak lain.
"Ayolah jawab, jangan malu-malu. bapak sekali lagi mau nanya, apa makna dari Masa Depan yang kamu katakan tadi?", tanya guru itu dengan sebelumnya memberikan sedikit motivasi supaya berani untuk bercerita.
"Masa Depan adalah kita punya teman. Apapun yang terjadi aku akan berusaha untuk menjadi orang yang kuat dan mampu memberikan tempat untuk teman-temanku di saat mereka sedang berlari dari musuh. Awan itu aku lihat dia begitu sangat tenang bergerak dan sesekali mereka mengeluarkan salah satu hidayah yang sangat indah yaitu hujan. Hujan tersebut akan semakin indah dengan mengeluarkan sebuah pelangi yang tampak jelas. Aku pengen seperti itu apapun yang terjadi. Meskipun saat ini aku jauh sekali dari Masa Depanku itu", jawab dengan hati terdalamku.
"Teng teng teng!!", bunyi bel pulang pun semakin nyaring berdering di saat guru itu sepertinya akan melanjutkan pertanyaannya lagi. 

Aku pun keluar dari ruangan itu tidak ada sama sekali perbedaan raut wajahku di saat aku masuk dan aku keluar ruangan. Aku terus berjalan menyusuri lorong berdinding taman yang sering aku lewati. Sesekali aku lihat kanan kiri dan lihat anak-anak sedang bermain bersama-sama. Sejenak langkahku terhenti saat pandangan ini menengok pada seorang anak perempuan yang duduk berdiam diri di atas sebuah besi berlubang berukuran besar. Aku hanya berdiri melihat anak perempuan itu. Akan tetapi, aku merasa penasaran "siapakah dia?, kenapa dia hanya berdiam diri di tempat yang sepi? sedangkan teman teman yang lain sedang bermain bersama-sama", 
"Kamu lagi apa?", tanyaku dengan penuh penasaran.
"Tidak lagi apa-apa", jawab anak perempuan itu dengan suara pelan dan malu-malu.
"Kenapa kamu tidak bermain dengan teman-temanmu?", tanyaku lagi.
"Hah? teman. hmm..", jawab anak itu
Aku pun semakin heran dengannya kenapa dia hanya duduk sendiri dan jawaban-jawaban yang singkat membuat aku bingung dan merasa aneh. Tapi tidak masalah, aku pun pamit untuk pulang terlebih dahulu. Sambil aku pamit pada anak perempuan itu, aku pun pulang. Beberapa jam kemudian, sampailah aku di rumah.

Saat aku mau duduk di atas ranjangku. Aku mendengar ada kata suara minta tolong dari luar. Selain itu, aku juga merasakan suara bangunan yang rubuh 100 meter dari rumahku. Aku pun langsung berlari ke luar melihat kejadian apa yang sebenarnya terjadi di luar rumahku saat ini. ternyata setelah aku lihat suara teriakan tersebut dari anak perempuan yang aku temui di sekolah tadi. Dia bersama teman-temannya dijadikan sandra oleh seorang penjahat berbadan besar yang membawa senjata gada untuk berusaha kabur dari tangkapan polisi dan amukan masa karena penjahat itu sudah mencuri uang dari sebuah bank dan penghancuran ruko tempat aku sering membeli makan disana. Para polisi dan warga pun hanya diam menunggu suatu keajaiban akan menyerahnya penjahat itu, sambil polisi bersiap siaga di luar gedung bank dengan peralatan senjata seadanya. 

Aku pun bingung apa yang harus aku lakukan. Sedangkan anak perempuan yang aku temui tadi persis mempunyai sifat yang sama dengan sifatku, yaitu jauh dari anak yang lain. Mungkinkah itu Teman dalam Masa Depanku?. Dengan tidak berfikir panjang lebar dan dengan kepolosanku, aku pun langsung menantang penjahat itu duel bertarung dengan taruhan 'jika penjahat kalah maka penjahat itu wajib menyerahkan anak-anak yang lain. sedangkan jika aku kalah maka penjahat boleh mengambilku. Para polisi pun hanya menyuruhku jangan kesana tanpa menghalangiku, mencega, atau menahan secara fisik. Padahal aku hanya anak berumur 12 tahun. Tentunya penjahat sangat setuju denga tawaran duelnya. Penjahat itu berfikiran bahwa dengan menangkapku, maka dia dapat menambah sandra yang nantinya dapat menambah uang yang dia dapatkan dengan cara meminta tebusan pada orang tuaku. Akhirnya aku pun berusaha melawan dia. Pukulan demi pukulan aku menerimanya dan belum ada sama sekali pukulan dan tendanganku yang mengenai dia. sungguh sedih. Setelah beberapa menit, aku pun mempunyai ide untuk mengalahkan dia, yaitu dengan cara memanfaatkan lubang di tanah akibat senjata gada yang penjahat bawa akibat pukulan dari sang penjahat. Penjahat itu pun bersiap siaga lari sambil terlihat mengayunkan pemukulnya. Seiring dengan itu, aku pun menyerang terlegih dahulu menuju arah penjahat berdiri dan lubang di depan penjahat itu. Begitu pun penjahat, dia pun berlari juga menuju arahku. Saat hampir berpapasan. Beberapa detik lagi pemukul gada itu mengenaiku, aku pun masuk lubang yang berada tepat di bawah penjahat terhenti berlari. Kebetulan lubang tersebut sangat pas dengan lebar tubuhku dan terlalu kecil untuk lebar kaki si penjahat. Saat aku masuk lubang seketika lubang itu berujung di belakang si penjahat dan aku pun mengambil bongkahan kayu akibat rubuhnya bangunan lalu memukul bagian organ belakang tubuh si penjahat. Akhirnya penjahat itu merasa kesakitan, karena aku memukulnya tanpa henti. Lima menit berlalu, aku pun memenangkan duel itu dan anak-anak yang lain terbebas dari penyandraan si penjahat. Penjahat itu tidak mampu berdiri lagi dan polisi langsung menangkapnya. Anak-anak yang sebelumnya disandra pun menjadi menyukaiku dan tidak lagi mengatakan aku anak aneh tetapi sekarang mereka memanggilku "Anak Pahlawan". Akhirnya aku pun mulai berteman dengan mereka, terutama dengan anak perempuan itu. Aku yakin dia adalah teman masa depanku, teman yang akan selalu membantuku di saat aku melaksanakan tugas sebagai seorang Anak Pahlawan.

{ END }